Selasa, 29 Juli 2008


Rani Sang Cheerleader


Namaku Deny, aku seorang siswa SMU di salah satu besar yang
cukup terkenal. Aku memang tidak memiliki tampang yang cukup
tampan atau badan yang atletis. Tetapi aku cukup lumayan untuk
seorang cowok tidak terlalu jelek dan termasuk biasa-biasa saja dalam hal penampilan. Tetapi yang sangat menarik dari diriku adalah kekayaan yang orangtuaku miliki. Setiap hari aku selalu berpergian dengan mengendarai Honda Estillo yang sangat gaul karena modifikasi yang aku lakukan, aku juga selalu mambawa HP Nokia 8250. Belum lagi sifatku yang royal terhadap setiap cewek cantik dan sexy, semakin membuatku dikejar cewek terutama para cewek matre.

Di sekolahku terdapat berbagai macam ekstra kurikuler yang
menarik, tetapi yang paling menarik untuk para cewek centil di
sekolahku adalah ekstra kurikuler cheerleader, karena untuk
masuk dalam ekstra kurikuler tersebut diharuskan melewati
seleksi yang cukup ketat. Selain itu cewek yang dapat masuk ke
dalam ekstra kurikuler tersebut adalah cewek-cewek yang
memiliki tubuh seksi, tampang yang cantik dan keberanian dalam
memakai baju minim di depan umum, karena para anggotanya
selalu mengenakan baju yang sangat seksi ketika mengadakan
pentas. Biasanya mereka hanya mengenakan tank-top atau kembel
yang dipadukan dengan rok yang sangat mini atau dengan celana
ketat yang super pendek. Secara tidak langsung hal ini membuat
para cewek yang dapat masuk memiliki kebanggaan tersendiri
karena berarti mereka telah dianggap sebagai cewek yang cantik
dan seksi.

Para anggota dari cheerleader biasanya selalu cewek yang
sangat centil dan matre. Karena itu sangatlah mudah bagiku
untuk mengajak mereka jalan dan "bermain" dengan mereka atau
hanya sekedar memegang-megang mereka. Memang predikat "perek" cukup melekat dalam setiap anggota cheerleader, walaupun tidak semua cewek tersebut gampangan, dan ada juga yang memang hanya cewek baik-baik dan mengikutinya karena menyukai tari modern, walaupun jumlahnya paling hanya 2 orang.

Seperti biasanya pada tahun ini cukup banyak cewek kelas 1
yang mau mencoba mengikuti ekstra kurikuler ini. Dan memang
pada tahun ini cewek yang mengikutinya terlihat seksi-seksi
dan tampang yang cantik. Seluruh anggota baru ini memiliki
payudara dan pantat yang besar. Belum lagi mereka memang
selalu ke sekolah dengan mengenakan baju ketat dan tipis dan
mengenakan BH yang selalu berwarna mencolok seperti hitam,
hijau, biru, kuning atau warna mencolok lainya yang membuat
payudara mereka terlihat dengan jelasnya oleg setiap mata.
Mereka juga selalu mengenakan rok yang pendeknya sekitar satu
telapak tangan di atas lutut dan sangat ketat sehingga
menunjukkan pantat mereka yang besar.

Melihat para perawan baru yang tersedia aku menjadi ingin
mencoba kenikmatan tubuh mereka. Ada 8 anggota baru yang masuk dari kelas 1 angkatan ini. Tapi yang paling menarik
perhatianku adalah Melati dan Mawar (sebut saja begitu).
Karena mereka memiliki payudara yang besar dan pantat yang
besar pula, belum lagi wajahnya yang cukup manis. Melati
adalah seorang cewek keturunan Arab dengan ukuran payudara 34B
dan pantat yang padat. Cewek ini adalah cewek yang paling
merangsang di antara para anggota baik yang baru maupun yang
lama. Mawar adalah saorang cewek dengan payudara yang tidak
terlalu besar dan itu pula dengan pantatnya bila dibanding
Melati. Ukuran payudaranya hanya 32B, tetapi bodinya seksi dan
yang paling menarik adalah wajahnya yang manis dan cantik. Ia
adalah cewek keturuna Jawa.

Aku sangat berhasrat untuk menikmati tubuh keduanya, tetapi
aku belum akrab dengan mereka. Sehingga aku meminta bantuan
salah satu anggota cheerleader di angkatanku yang bernama Rani
yang sebelumnya sudah sering aku nikmati tubuhnya, bahkan aku
secara teratur berhubungan dengannya karena memang kami berdua
memilki nafsu yang sangat besar walaupun diluar itu kami juga
sering melakukanya dengan pacar kami masing-masing.

Tanpa pikir panjang aku mengutarakanya ke Rani dan tentu saja
Rani menyanggupinya, bahkan di luar dugaan Rani menantang aku
untuk melakukannya sekaligus dengan mereka bertiga. Tentu saja
aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena ini memang
sensani yang belum pernah aku lakukan hanya sering aku
bayangkan. Entah dengan bujuk rayu apa yang dikatakan Rani
kepada Melati dan Mawar sehingga mereka berdua mau malakukan
itu. Rani menyuruh aku datang ke villa Rani di puncak yang
memang sudah sering kugunakan untuk menikmati tubuh Rani pada
malam minggu itu juga tetapi dengan syarat aku tidak pernah
membahas kesepakatan ini dengan Melati dan Mawar sebelum hari
itu dan aku juga tidak boleh mengatakannya kepada siapapun.

Akhirnya sampai juga hari yang sangat kunantikan. Sekitar jam
14:00 aku segera berangkat untuk menghindari kemacetan, tapi
apa boleh buat aku tetap terjebak kemacetan dan aku sampai di
villa itu jam 05:00 sore, padahal biasanya bila tidak macet
aku hanya mambutuhkan 1-2 jam untuk sampai ke villa tersebut.
Sampai di sana, aku disambut oleh Rani yang pada hari pulang
terlebih dahulu dari sekolah dengan Mawar dan Melati dengan
alasan mereka sakit. Mereka berangkat terlebih dahulu untuk
menghindari macet dengan menggunakan mobil Rani.

Di sana aku langsung masuk ke kamar yang terletak di lantai
atas, di sana sudah terlihat Melati dan Mawar. Pada saat itu
mereka masih mengenakan seragam sekolah mereka yang ketat dan
tipis, Melati mengenakan BH berwarna biru langit, Mawar dengan
warna kuning dan Rani sendiri mengenakan BH berwarna merah
cerah. Penampilan mereka semakin meningkatkan gairahku yang
sudah lama kupendam terhadap mereka. Tanpa basa-basi mereka
langsung mendorongku ke ranjang yang masih rapi dengan sprei
putih. Melati dan Mawar langsung mendekatiku, sementara Rani
mengambil handycam dan meminta ijinku untuk merekam adegan
yang akan berlangsung, dan mengatakan hanya sebagai
kenang-kenangan untuk dirinya tanpa ada maksud menyebarkannya.
Aku mengiyakannya saja karena sudah sibuk dengan Melati dan
Mawar.

Pada saat itu Melati menciumiku dengan ganasnya dan Mawar
mulai menyupang leherku. Tanganku segera beraksi, aku
menggerayangi seluruh tubuh mereka berdua, terasa olehku kulit
mereka yang halus di paha mereka. Pelan-pelan aku mulai
membuka kemeja Melati dan mulai meremas kedua payudaranya di
balik BH birunya. Terasa olehku payudaranya yang halus dan
empuk, lalu aku mulai memuntir putingnya. Setelah itu aku juga
membuka kemeja Mawar dan meremas payudaranya seperti halnya
pada Melati. Aku juga mulai menjilat payudara mereka secara
bergantian dan menghisapnya tanpa membuka BH mereka.
"Ahhh... ahhh..." mereka berdua mulai mendesah saat puting
mereka kuhisap.
"Isep terus Den toked gue!" kata Melati.
Mawar pun memohon hal yang sama kepadaku, dan aku semakin
bersemangat menghisap puting mereka.

Melati mulai membuka kemeja yang aku kenakan dan Mawar membuka celana dan CD-ku sehingga aku benar-benar telanjang. Melati dan Mawar menjilat dadaku dan pelan-pelan mulai turun ke perut sampai akhirnya Melati mulai menyedot batang kemaluanku
sedangkan Mawar mulai mengulum kedua biji zakarku, terkadang
Melati menggigitnya dari samping secara pelan-pelan.
"Ahhh," aku mulai mendesah karena kenikmatan yang tiada tara.
Aku menyuruh mereka berdua berhenti. Aku segera meraih tangan
Melati dan membuatnya telentang di atas ranjang. Kubuka BH-nya
dan mulai kulahap kedua putingnya, aku juga mulai membuka
roknya dan celana dalamnya, tampak olehku vaginanya yang
kemerahan dengan bulu-bulu halus di sekitarnya. Aku buat
kakinya mengangkang sehingga terllihat lebih jelas, aku pun
langsung menjilati liang kemaluannya dengan ganasnya.
"Ahhh... ahhh..." tubuh Melati gemetar dan ia menjepit
kepalaku di antara kedua pahanya dan... "Ahhh, ahhh..."
keluarlah cairan dari liang kemaluannya dan ia mengalami
orgasmenya yang pertama.

Aku kembali mencium bibirnya dengan ganas dan melahap kedua
putingnya, sambil aku gesek-gesekkan batang kemaluanku di atas
liang kemaluannya, "Ahhh, Ahhh..." tubuh Melati mulai kembali
menegang.
"Den Ayo masukin batang kemaluan loe, gue udah nggak tahan,"
aku mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya
dan memasukkannya pelan-pelan, aku keluar-masukkan sedikit
demi sedikit sampai akhirnya, "Blessss," dan "Ackhhh...
Akchhhh..." Melati berteriak keras sekali karena kesakitan.
Kudiamkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluannya
sebentar dan mulai aku goyangkan pelan-pelan.
Lama-lama Melati mulai tampak nikmat sambil terus mendesah,
"Ahhh... Ahhh..."
Aku pun berganti gaya dengan Melati di atas, tanpa disuruh
Melati mulai memompa naik-turun batang kemaluanku dengan
semangat, aku pun menggerakkan pantatku naik-turun sehingga
terdengar bunyi "Cleb.. cleb..." yang cukup keras pada saat
batang kemaluanku masuk ke liang kemaluannya dengan full-nya.
"Ahhh, ahh, ahhh..." Melati mendesah-desah sambil tangannya
meremas-remas payudaranya sendiri.

Sekitar 7 menit kemudian Melati kembali meminta posisi kembali
di bawah. Aku menyetubuhinya dengan sangat bernafsu, dan
sektar 6 menit kemudian, "Ahhhhh, ahhhh... gue mau keluar
Den..."
"Tahan sedikit! gue juga..." kataku.
Kupercepat gerakanku dan akhirnya,
"Akhhh... ahhh..."
Melati keluar duluan, dan tidak lama kemudian aku semakin
mempercepat gerakanku, aku bertanya,
"Mel, mau di luar apa di dalem?"
"Di dalem aja," jawabnya.
Dan, "Crott... crott..." aku ejakulasi di dalam liang
kemaluannya.

Aku berpelukkan sesaat dengan Melati dan melap keringat di
sekujur tubuhnya dengan tanganku, Melati tampak sangat
kelelahan. Tapi tiba-tiba Mawar membuatku telentang di atas
ranjang, dengan ganasnya ia mulai membersihkan sisa sperma
yang ada di ujung batang kemaluanku, dan terus menghisapnya
dengan ganasnya. Tak lama kemudian batang kemaluanku kembali
bangun dan siap tempur, staminaku tiba-tiba kembali pulih dan
nafsuku kembali menggebu. Aku segera meremas pantat Mawar dan
menelanjangi dia, sekitar 7 menit aku habiskan untuk
merangsang dia, dengan cara menghisap payudaranya dan
meremas-remasnya, aku juga menjilat klitorisnya. Terlihat dari
wajahnya dia sangat menikmatinya dan sesekali mendesah karena
foreplay yang kulakukan.
"Masukkin kontol loe dong Den! masa cuman bigini aja, gue udah
nggak tahan..."
Aku menyuruhnya berpegangan ke pinggir tempat tidur dengan
posisi seperti mau merangkak. Aku mau melakukan doggy style.
Dia melakukannya dengan cepat, dan terlihat dua bongkah pantat
yang mulus.

Aku melap keringat yang ada di kedua pantat tersebut dan
meremas-remasnya. Aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, dan aku masukkan sedikit, aku pegang dengan kuat kedua pahanya, dan secara tiba-tiba "Bless..." aku memasukkannya secara mendadak dan langsung seluruhnya,
"Akhhh... akhhh..." Mawar berteriak dengan sangat keras karena
selaput daranya robek mendadak. Ia meronta-ronta tetapi batang
kemaluanku tetap di dalam liang kemaluannya, karena pahanya
telah aku tahan dengan kuat. Tidak lama kemudian Mawar mulai
tenang, dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku
maju-mundur secara pelan-pelan. Tak beberapa lama kemudian
tampak Mawar mulai menikmatinya, aku pun semakin mempercepat
gerakanku.
"Ahhh, ahhh, ahhh..." Mawar mulai mendesah nikmat, tampak
olehku dari kaca besar di dinding bahwa wajahnya mulai
menikmati batang kemaluanku.
Aku juga melihat adegan yang sering kulihat di film-film porno
dari kaca besar tersebut.

Semakin lama aku semakin mempercepat gerakkan maju-mundurku,
dan Mawar pun mulai merespon dengan menggerakkan pantatnya
maju-mundur berlawanan arah dengan apa yang aku lakukan,
sehingga batang kemaluanku keluar-masuk dengan cepat dan
sangat keras, "Blesss, blesss..." aku dan Mawar sangat
menikmatinya. Setelah melakukan doggy style selama kurang
lebih sepuluh menit, aku mengganti gaya. Mawar tiduran
menghadap ke samping sementara aku berlutut dan meletakkan
paha kiri Mawar di atas pahaku sehingga Mawar dapat melihat
keluar-masuknya batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.
"Ahhh, ahh, ahhh," Mawar terus mendesah selama aku setubuhi.
Tidak lama kemudian, "Ahhh," Mawar mengalami orgasmenya yang
pertama, "Ahhh," ia terus mendesah, terasa cairan hangat
mengalir dari liang kemaluannya sehingga memperlicin gerakan
batang kemaluanku. Aku terus menyetubuhinya.

Mawar meminta untuk berganti gaya dengan gaya konvensional,
yakni dengan ia berada di bawah. Aku menurutinya dan terus
menyetubuhinya. Sekitar 4 menit kemudian,
"Ahhhh, ahhhh... Den gue udah mau keluar lagi..."
"Tahan sebentar! gue juga," kataku.
Kupercepat gerakanku dan, "Ahh, ahhh..." aku ejakulasi di
dalam liang kemaluan Mawar, dan Mawar pun mengalami orgasmenya
secara bersamaan.
"Ahhh, ahhh..." Mawar mendesah panjang, dan aku pun
mengeluarkan batang kemaluanku.

Tapi Rani yang sejak tadi diam langsung menghisap batang
kemaluanku dan membuka bajunya. Setelah agak lama aku kembali
"on", aku kembali bernafsu dan menelanjangi Rani dengan
ganasnya. Kuhisap payudaranya dengan ganas dan kugigit
lehernya sampai tampak merah-merah. Tanpa membuang waktu aku
langsung memasukkan batang kemaluanku dan mulai menyetubuhinya dengan kedua pahanya di atas kedua pundakku.
"Ahhh, ahhh," Rani terus mendesah dan terasa olehku liang
kemaluannya sudah basah, mungkin ia dari tadi sudah
terangsang. Rupanya kamera yang tadi ia pegang telah diambil alih oleh Melati untuk merekam semua kegiatan kami berdua.

Setelah 6 menit menyetubuhi Rani, aku mengganti gaya, kusuruh
Rani berpegangan di kusen pintu dan melingkarkan kedua kakinya
di pingggangku. Aku kembali memasukkan batang kemaluanku ke
dalam liang kemaluannya dan mulai menyetubuhinya kembali.
"Ahhh, ahhh," Rani terus mendesah, sementara itu aku menopang
punggungnya dengan kedua tanganku dan menghisap kedua
paayudaranya selama menyetubuhinya.
"Ahhh, ahhh," Rani terus mendesah, dan setelah menyetubuhinya
selama 15 menit, "Den, gue mau keluar," dan... "Ahhh, ahhh,"
Rani mendesah panjang dan mengeluarkan cairan kewanitaannya
dari dalam liang kemaluannya.
Ia tidak sanggup meneruskan gaya tersebut, ia memilih
melakukan doggy style.

Setelah 5 menit melakukannya, ia kembali mengalami orgasme
yang kedua, sementara aku terus menggenjotnya. Tidak lama
kemudian aku juga mau keluar,
"Ran, mao dimana?" tanyaku.
"Di mulut gue saja!"
Ia langsung menghisap batang kemaluanku sambil mengurut-ngurut
batang kemaluanku dengan jarinya dan "Ahhh..." aku keluarkan
semua spermaku di mulutnya dan ia menelan seluruhnya. Ia terus
menghisap batang kemaluanku hingga bersih dari sisa sperma.

Kami semua kelelahan dan tertidur sebentar. Saat bangun, aku
kembali bernafsu karena melihat 3 tubuh seksi tergeletak. Aku
mulai kembali merangsang mereka dan mereka juga mulai
merangsang diriku. Tubuh mereka kembali menegang dan aku pun
mulai tambah bernafsu. Mereka bertiga berposisi seperti akan
malakukan doggy style. Rani berada paling depan, Mawar di
belakangnya, dan Melati berada di belakang mawar, sedangkan
aku berada paling belakang dan mulai menyetubuhi Melati dari
belakang, sedangkan Melati menjilat liang kemaluan Mawar, dan
Mawar menjilat liang kemaluan Rani, sehingga semua dapat
menikmati kenikmatan duniawi.
"Ahhh, ahhhh," terdengar mereka bertiga mendesah dan suara
batang kemaluanku ketika memesuki liang kemaluan Melati yang
basah.

Sekitar 10 menit kemudian Rani mengalami orgasme disusul
dengan Mawar. Tinggallah aku dan Melati meneruskan permainan
kami. Tapi tak lama kemudian, "Ahhh, ahhh," Melati pun mengalami
orgasme, ia merasa kesakitan pada liang kemaluannya.
Tapi karena aku berum mengalami ejakulasi, Mawar berinisiatif
dengan menggosokkan kedua payudaranya dengan baby oil sehingga tampak mengkilat batang kemaluanku dijepit di tengah kedua payudaranya dan aku bergerak maju-mundur dengan cepatnya. Sekitar 5 menit aku mau mengeluarkan spermaku dan, "Crott... crottt..." spermaku keluar di wajah Mawar tapi Rani segera
memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya dan menelan seluruh
spermaku walau agak terlambat karena sudah ada yang mengenai
wajah dan rambut Mawar.

Malam itu kami menginap di villa itu, pada pagi harinya kami
melakukannya lagi sampai 6 kali. Sungguh pengalaman ini sangat
mengesankan dan terkadang sampai sekarang kami masih sering
meneruskannya, walaupun berganti orang.

Tidak ada komentar: